VIRUS JIWA
cintaku padamu hanya sebatas angin
bertabur ketidak mengertian jiwa pada alam
surat cinta yang pernah terkirimkan telah terkoyak badai tadi pagi
kerinduanku padamu telah kutumpahkan penuh dalam tiap tetes embun pagi yang membasuh bukit candikuning
kuingin melangkah kaki mengayuh rindu yang mendayu
tapi ku tak kuasa menahan bekunya angin yang mendekap kakiku
ku tak mampu lagi menahan deru rindu ini kala ku tahu disana keciap burung-burung seakan berpesta menikmati indahnya danau beratan
aku rindu kamu kekasihku aku rindu pada titik embun yang membalur dedaunan pohon dan perdu bebukitan
aku rindu nyanyian pedagang sayur dan jagung rebus
aku rindu nikmatnya menghirup secangkir kopi dikedai itu
aku rindu padamu kekasihku aku rindu......................
tidakkah engkau juga merasakan deru rinduku menggebu, kekasihku?
kini semuanya telah berlalu bersama debu-debu yang beku membatu dihatiku
Angantaka, 24 Februari 2008
Pk. 08.00 Wita
(c) Karmapooja Sairamadipta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment